Protokol Routing Pada Ipv6
Protokol routing yang digunakan pad a IPv6 adalah BGP4+
untuk external routing dan OSPFv6, RIPng untuk internal routing.
- BGP4+
Border Gateway Protokol adalah routing protokol yang memakai
system autonomous. Fungsi utama dari BGP adalah untuk saling tukar-menukar
informasi konektivitas jaringan antar BGP sistem. Informasi konektifitas ini
antara lain adalah daftar dari Autonomous System (ASs). Informasi ini digunakan
untuk membuat daftar routing sehingga terjadi suatu koneksi.
BGP4 mampu melakukan suatu advertaisement dan IP-prefix
serta menghilangkan keterbatasan tentang network class. BGP memakai pola
Hop-by-Hop yang artinya hanya meggunakan jalur yang berikutnya yang terdaftar
dalam Autonomous System.
BGP menggunakan TCP sebagai media transport. BGP menggunakan
port 179 untuk koneksi BGP. BGP mendukung CIDR.

Model BGP
BGP mampu mempelajari jalur internet malalui internal atau
eksternal BGP dan dapat memilih jalur terbaik dan memasukkannya dalam ip
forwarding. BGP dapat digunakan pada dual maupun multi-homed, dengan syarat
memiliki nilai AS. BGP tidak dapat digunakan pada single-homed.
Type dari BGP:
- OPEN, tipe pesan yang diterima sewaktu koneksi antar BGP tersambungkan.
- UPDATE, tipe pesan yang dikirimkan untuk mengirimkan informasi routing antar BGP.
- KEEPALIVE, tipe pesan yang dikirimkan untuk mengetahui apakah pasangan BGP masih hidup
- NOTIFICATION, tipe pesan yang dikirimkan apabila terjadi error.
- Attribut BGP
AS_path, adalah jalur yang dilalui dan dicatat dalam data
BGP route, dan dapat mendeteksi loop. Next_Hop, adalah jalur berikutnya yang
akan dilalui dalam routing BGP, biasanya adalah local network dalam eBGP.
Selain itu bisa didapat dari iBGP. Local Preference, penanda untuk AS BGP local
Multi-Exit Discriminator (MED), bersifat non-transitif digunakan apabila
memiliki eBGP yang lebih dari 1. Community, adalah sekumpulan BGP yang berada
dalam satu AS. Perbandingan BGP-4 antara yang digunakan untuk IPv4 dan IPv6
adalah kemampuan dari BGP yang dapat mengenali scope dari IPv6, yaitu global,
site-local, link-local. Apabila IPv6 masih menggunakan IPv4 sebagai transport
maka alamat peer pada BGP yang lainnya harus diikutkan pada konfigurasi.
- RIPng
Routing Information Protocol Next Generation adalah protokol
routing yang berdasarkan protokol routing RIP di IPv4 yang sudah mendukung
IPv6. RIPng ini digunakan untuk internal routing protokol dan menggunakan
protokol UDP sebagai transport. RIPng ini menggunakan port 521 sebagai komunikasi
antar RIPng.
Metode yang dipakai RIPng adalah distance vector (vektor
jarak), yaitu:
- Jarak local network dihitung 0
- Kemudian mencari neighbour sekitar dan dihitung jaraknya dan cost
- Dibandingkan jarak dan cost antar neighbour
- Dilakukan perhitungan secara kontinue
- Menggunakan algoritma Ballman-Ford
Format RIP Header
Command pada RIPng Header berisi:
- Request, meminta daftar tabel routing pada RIPng yang lain
- Response, membalas request dari RIPng yang lain dan memberikan daftar routing
Protokol RIPng ini memiliki beberapa kelemahan
- Hanya bisa sampai 15 HOP
- Lambat dalam memproses routing, dikarena melakukan pengecekan terus menerus
- Bersifat Classful
Perbedaan yang terjadi antara RIP pada IPv4 (RIPv2) dan IPv6
(RIPng) adalah port UDP dimana pada IPv4 menggunakan port 520 sedangkan IPv6
menggunakan port 521 sebagai media transpor. RIPng hanya memiliki 2 perintah
yaitu response dan request, berbeda dengan RIPv2 yang memiliki banyak perintah
dan banyak yang tidak terpakai dan ada yang dibuang pada RIPng seperti
authentifikasi. Perubahan yang terjadi dari RIPv2 ke RIPng antara lain, ukuran
routing yang tidak lagi dibatasi, subnet IPv4 digantikan dengan prefix IPv6,
next-hop dihilangkan tetapi kegunaannya tidak dihilangkan, authentifikasi
dihilangkan, namun kemampuan yang hanya sampai 15 hop masih sama.
- OSPFv3
Open Shortest Path First adalah routing protokol yang
digunakan pada IPv6. OSPF ini berdasarkan atas Link-state dan bukan berdasarkan
atas jarak. Setiap node dari OSPF mengumpulkan data state dan mengumpulkan pada
Link State Packet.
LSP dibroadcast pada setiap node untuk mencapai keseluruhan
network. Setelah seluruh network memiliki “map” hasil dari informasi LSP dan
dijadikan dasar link-state dari OSPF. Kemudian setiap OSPF akan melakukan
pencarian dengan metode SPF (Shortest Path First) untuk menemukan jarak yang
lebih efisien.
Routing table yang dihasilkan berdasarkan atas informasi LSP
yang didapat sehingga OSPF memberikan informasi LSP secara flood, karena OSPF
sudah memiliki kemampuan untuk memilih informasi LSP yang sama maka flood ini
tidak mengakibat exhousted.
OSPF ini menggunakan protokol TCP bukan UDP, mendukung VLSM
(Variable Length Subnet Mask).
OSPF menggunakan algoritma Shortest Path First (SPF) oleh
Dijkstra, yaitu:
- Diasumsikan sudah ada data table sebelumnya. Data yang diperlukan antara lain PATH (ID, path cost, arah forwarding ) TENTATIVE (ID, path cost, arah forwarding), Forwarding database.
- Taruh local sebagai root dari tree dengna ID,0,0 pada PATH.
- Temukan link N dan taruh di PATH. Hitung jarak Root-N dan N-M, apabila M belum terdapat di PATH atau TENTATIVE, apabila nilainya lebih baik taruh di TENTATIVE.
- Apabila TENTATIVE bernilai kosong , batalkan. Lainnya,
masukkan nilai TENTATIVE ke PATH.
Format OSPF Header
Keterangan OSPF:
Version, 8 bit, diisi dengan dengan versi dari OSPF.
Type, 8 bit, diisi dengan Type code dari OSPF yaitu:
- Hello, untuk mengetahui adanya pasangan OSPF
- Database Description, mengirimkan deskripsi dari OSPF
- Link State Request, meminta data dari pasangan OSPF
- Link State Update, mengupdate data table pada OSPF
- Link State Aknowledgment, mengirimkan pesan errorLength, 16 bit, panjang header dan data dari OSPFRouter ID, 32 bit, Router ID dari source paketArea ID, 32 bit, Area dari paket ini.Checksum, 16 bitAuType, 16 bit, model autentifikasi dari OSPFAuthentication, 64 bit, misal tanpa autenticasi, simple password, cryptographic password.
Keterangan untuk OSPFv3:
Version, 8 bit, diset 3
Checksum, 16 bit, CRC
Instance ID, 8 bit
Reserves, 8 bit diset 0
- Perbandingan antara Link State dengan Distance Vektor
- Konversi lebih cepat daripada Distance Vektor
- Mudah dalam bentuk Topologi Jaringan
- Mudah dalam hal Routing
- Bisa memiliki routing tabel yang kompleks
- Perbedaan Antara OSPF Ipv4 dengan OSPF IPv6
- Komunikasi menggunakan link-state tidak menggunakan subnet.
- Menghilangkan alamat semantic.
- Menggunakan scope IPv6 yaitu: link-local scope, area-scope, AS scope.
- Mendukung multi OSPF pada link yang sama.
- Menggunakan alamat link-local.
- Menghilangkan authentifikasi.
- Perubahan format paket.
Contoh Infrastruktur IPv6

Infrastruktur IPv6

Infrastruktur IPv6
Kesimpulan
IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir
mendekati batas akhir dari kemampuannya, dan IPv6 yang merupakan protokol baru
telah dirancang untuk dapat menggantikan fungsi IPv4. Motivasi utama untuk
mengganti IPv4 adalah karena keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32
bit saja serta tidak mampu mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman,
routing yang fleksibel maupun pengaturan lalu lintas data. Keunggulan IPv6
dibandingkan dengan IPv4 diantaranya yaitu setting otomatis stateless dan
statefull. Kemudian, dasar migrasi / perubahan dari Ipv4 ke Ipv6 diantaranya
kapasitas perluasan alamat, penyederhanaan format header, option dan extension
header, kemampuan pelabelan aliran paket serta autentifikasi dan kemampuan
privasi. Untuk mengatasi kendala
perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat
suatu metode Hosts – dual stack serta Networks – Tunneling pada hardware jaringan,
misalnya router dan server.
akhirnya beres juga nih dari part 1, 2, 3 semoga ilmu yang saya share bermanfaat.
source : disini
EmoticonEmoticon